Sabtu, 27 Juli 2013

Sinopsis Novel Rembulan Tenggelam di Wajah mu Karya Tere Liye

Novel ini bercerita tentang seorang pasien berumur 60 tahun yang bernama Raihan. Raihan selalu merasa bahwa Tuhan tidak pernah memberikan keadilan dalam hidup. Cerita ini diawali dengan Raihan yang bertemu dengan seseorang yang berwajah cerah atau sebutlah (mungkin) malaikat, yang kemudian membawanya kembali menelusuri jalan hidupnya dari awal hingga umurnya mencapai 60 tahun. Ada lima pertanyaan yang selalu berkecamuk dalam pikiran raihan dan Malaikat ini ingin menjawab lima pertanyaan yang selalu ada dalam pikiran Raihan. tersebut . Lima pertanyaan sebelum akhirnya dia mengerti makna kehidupan. Lima pertanyaan tersebut adalah Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah kita memiliki pilihan dalam hidup? Dan Apakah makna kehilangan?

Hidup adalah misteri. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada kehidupan di dunia? Apakah akan merasakan kebahagiaan atau penderitaan, kaya atau miskin, panjang umurkah atau tidak, tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi pada kehidupan yang kita alami. Semuanya adalah rahasia Allah, begitupun kisah dalam novel ini, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, karya Tere Liye.

Walaupun di awal cerita diulas tentang Rinai tetapi ternyata Raihan adalah tokoh utama novel ini. Rinai hanya dimunculkan kembali di akhir cerita. Rinai hanya jadi pembuka dan penutup cerita. Di tengah-tengah cerita muncul lagi seseorang yang bernama Fitri yang sangat dicintai Raihan. Raihan adalah suami yang menganggap istrinya adalah segalanya,melakukan segalanya demi istri yang sangat dicintai, tak sanggup berpaling dengan wanita lain meski ia telah tiada. Tapi Raihan adalah orang yang kesepian meski dunia ada dalam genggamannya.

Raihan sebagai tokoh utama yang telah mencapai umur terakhirnya, sakit terkapar di atas ranjang. Kisah ini menuturkan flashback atau kilas balik dalam hidupnya, di bimbing oleh seorang malaikat yang dalam novel ini Tere Liye menyebutnya dengan sebutan orang yang berwajah cerah dan menyenangkan, sebelum ia menemui ajal.

Malaikat ini membawa Raihan menelusuri jengkal demi jengkal kehidupan masa lalunya. Mulai dari ketika dia berada di Panti Asuhan, ketika Raihan menemukan peruntungan dan kemalangannya di Terminal, ketika Raihan menemukan kehangatan utuh sebuah keluarga di rumah singgah, ketika Raihan sudah pindah ke sebuah kamar sewaan petak kecil di dekat bantaran sungai, ketika Raihan selalu suka memandangi rembulan dari atap rumah singgah dan menara air, ketika Raihan memiliki rencana besar pencurian sebuah berlian yang ternyata nantinya berlian itu mengubah hidupnya, ketika Raihan melihat kembali wajah kedua orangtuanya, ketika Raihan pertama kali bertemu dengan wanita yang membuatnya hanya satu kali jatuh cinta sekaligus satu kali patah hati dan kehilangan, dan sampai ketika Raihan seorang anak jalanan liar kemudian menjadi seorang pengusaha sukses.

Malaikat itu membawa Raihan menelusuri seluruh kehidupannya. Dia menjawab setiap pertanyaan Raihan yang selalu mempertanyakan tentang keadilan Tuhan. Raihan selalu merasa bahwa hidup ini tidak pernah adil , dia berpikir, mereka yang baik selalu mendapatkan kesulitan, sedangkan mereka yang berbuat jahat selalu mendapatkan kemudahan, selalu berbahagia di atas penderitaan orang lain. Sampai dia berniat untuk menjadi orang jahat saja.

Lima pertanyaan itu terjawab dengan ceceran kisah yang tak ia ketahui. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah raihan. Tentang makna kehidupan, semua sudah ada garisnya masing-masing yang disebut dengan takdir. Allah selalu adil terhadap hambaNya, semua peristiwa adalah yang terbaik yang diberikan oleh Allah terhadap kita, kita hanya harus berusaha menjalani dengan sebaik mungkin dan bersabar.Apapun yang Allah berikan kita harus bersyukur, karena Allah mengerti kita dan mengetahui yang terbaik untuk kita. Jadi mari kita selalu mensyukuri apa yang sudah Allah berikan pada kita.
Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan, maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan, maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar