Sri pun mencoba mendaftarkan diri dan ia pun mendapatkan panggilan untuk ikut tes uji di Jakarta. Disini Sri bertemu dengan teman sekolahnya yang bernama Narti. Namun Sri tidak lulus tes uji ini karena gangguan kesehatan, terdapat flek di paru-parunya. Selama hampir tiga minggu Sri beristirahat di sebuah villa di Salatiga. Setelah tidak lulus uji pramugari, Sri melamar menjadi penyiar radio di Jakarta dan ia pun diterima.
Suatu hari Narti datang mengunjungi Sri dan memperkenalkan temannya bernama Mokar dan Saputro. Mereka adalah seorang penerbang. Saputro adalah seorang kapten pesawat. Selain menjadi penyiar, Sri juga mengikuti latihan-latihan seni tari tak jauh dari rumah paman tempat ia tinggal. Disana Ia berlatih tarian Jawa dan Bali. Sri lalu mendapatkan telfon dari kakaknya yang berada di Semarang mengabarkan bahwa Ibunya meninggal dunia. Sri, Sutopo, Pamannya, dan keponakan dari Ibunya langsung berangkat ke Semarang. Tiga hari berlalu merekapun kembali ke Jakarta.
Sri pernah dilamar oleh seorang teman kakaknya bernama Yus. Namun Sri menolak lamarannya dengan alasan tidak ingin menikah dalah waktu dekat ini. Dengan keahliannya menari, Sri semakin sering diundang menari di istana. Saat hari libur, Sri mengunjungi rumah kakaknya yang juga tinggal bersama Lubis dan Tobing. Disana Sutopo sedang berbicara dengan Carl, lalu dikenalkanlah Sri pada Carl.
Saat Sri masuk ke kantornya dan didapatinya kartu nama dan nomor telfon bernama Charles V dari kedutaan Perancis. Disana juga ditambahkan tulisan yang mengatakan ia mengundang Sri untuk datang ke rumahnya. Pada malam kesenian kongres pemuda se-Asia, Sri menjadi salah satu pengisi acaranya dengan menari. Tanpa disangka Saputro juga berada disana. Ia mengucapkan pujian atas tarian Sri dan mengajaknya untuk pergi esok hari. Namun saat Sri sudah menunggu, Saputro tidak datang karena tugas mendadak.
Semakin lama hubungan Sri dan Saputro semakin dekat, bahkan paman, bibi, dan sepupunya mengatakan senang bahkan sudah sayang kepada Saputro. Menurut mereka Saputro adalah anak laki-laki yang baik, ramah, pintar, halus, dan sebagainya. Hal ini membuat Sri semakin tertarik kepada Saputro, ditambah lagi dengan sikap Saputro yang begitu memperhatikan Sri. Setiap kali ada kesempatan Saputro selalu menyempatkan waktunya untuk datang dan menemui Sri. Saputro sering kali menceritakan apa yang dialaminya saat tugas kepada Sri, begitu pula sebaliknya.
Dari telfon ataupun telegram yang menunjukkan kedekatan Saputro dan Sri. Saputro lalu medapatkan tugas untuk pergi ke luar negeri bersama enam orang temannya selama enam bulan. Selama kepergian Saputro, Sri merasa sangat kesepian. Sepulangnya Saputro, Ia pergi ke rumah Sri dan menginap disana. Saputro menemani Sri yang sendirian di rumahnya karena paman, bibi, dan sepupunya pergi. Sampai pada malam itu Sri dan Saputro bercintaan, hal ini membuat Sri semakin yakin dengan Saputro. Keesokan harinya Saputro memberikan Sri sebuah bungkusan kecil dan setelah dilihat isinya adalah gelang emas dan cincin tipis bermata berlian. Saputro mengatakan bahwa ini adalah emas kawin untuk pernikahan mereka.
Sri dan Saputro pun hendak mempersiapkan segala sesuatunya untuk pernikahan mereka. Sri sudah memilih bahan kebaya yang akan ia kenakan nanti. Saputro memberinya sejumlah uang untuk membeli perlengkapan lain. Menyiapkan surat-surat dan Saputro mengirimi surat kepada kakak Sri mengenai rencana pernikahan mereka. Saputro lalu melanjutkan tugasnya untuk terbang ke Malang. Tidak lama kemudian datang seorang laki-laki berseragam angkatan udara yang menyampaikan bahwa Saputro telah gugur.
Sri sangat terkejut dan sedih mendengar kabar ini. Pernikahan yang sudah di depan mata sirnah begitu saja ketika mendengar Saputro telah meninggal. Sri mencoba bangkit dari keterpurukannya sejak ditinggal Saputro. Carl teman Sri mencoba untuk menghibur Sri dan membuat Sri menjadi lebih kuat. Carl yang baik dan perhatian kepadanya membuatnya nyaman berada disamping Carl. Carl lalu melamar Sri, namun Sri menolaknya.
Sepuluh bulan kemudian Sri menikah dengan Charles Vincent, pria berkebangsaan Perancis yang bekerja sebagai diplomat ini menyebabkan Sri harus ikut berpindah-pindah tempat tinggal. Sri terpaksa melepasakan kewarganegaraan Indonesianya. Sri lalu tinggal di Kobe, Jepang. Ia menganggap Charles adalah sosok yang penuh dengan kelembutan, perhatian, dan kasih sayang. Namun semua itu berubah sejak mereka menikah, Charles selalu membentak dan berkata kasar kepada Sri.
Pernikahan mereka tidak lagi seharmonis dulu meskipun saat itu Sri sedang mengandung anak mereka. Pada musim dingin anak itu lahir. Carl pernah datang sesekali mengunjungi Sri saat ia berada di Jepang. Beberapa saat kemudian Charles, Sri dan anaknya terbang ke Saigon untuk pemberangkatan ke Perancis, Charles menggunakan pesawat terbang sedangkan Sri dan anaknya menggunakan kapal laut. Disana Sri merasa bebas karena berada jauh dari suaminya.
Di kapal itu Sri bertemu dengan berbagai macam orang dari berbagai macam negara. Ia bertemu dengan Tuan Haller seorang kebangsaan Jerman yang tampan, Nyonya Hench, Nyonya Beucler, dan juga para komandan kapal bernama Michel Dubanton. Tanpa disangka Sri merasa tertarik dengan Michel di kapal itu padahal saat itu ia belum mengetahui siapa namanya. Mereka hanya saling bertegur sapa saat pagi atau malam hari.
Tanpa sepengetahuan siapapun ternyata Michel juga memperhatikan sosok Sri sejak pertama kali mereka bertemu. Michel berusaha untuk mendekati Sri, namun ia merasa malu. Pada malam hari kapal akan mengadakan pesta menyamar, kebanyakan penumpang mempersiapkan kostum mereka untuk mengikuti lomba begitu juga dengan Sri. Sri mengikuti pesta menyamar dan ia diminta untuk menari di acaranya selanjutnya. Seusai acara dilanjutkan dengan dansa, Sri berdansa dengan beberapa orang sampai akhirnya ia berdansa dengan Michel.
Kedekatan mereka bertambah saat mereka bertemu di salon saat kapal sedang sepi dan Michel memberanikan diri untuk memulai pembicaraan kepada Sri. Mereka mulai banyak bercerita tentang kesukaan mereka, membicarakan buku-buku bacaan mereka, dan lain-lain. Michel lalu mengajak Sri ke kamarnya untuk mengambil buku. Michel yang merasa senang dengan sikap Sri yang halus, pandai menari dan tidak banyak bicara membuatnya semakin mengaguminya.
Michel sudah menikah dengan perempuan bernama Nicole yang lebih tua lima tahun darinya, namun sikapnya sangat tidak menyenangkan. Nicole yang cerewet, kasar, banyak memerintah, dan seperti anak-anak membuat Michel tidak lagi mencintai Nicole seperti dahulu. Meskipun mereka sudah mempunyai dua orang anak laki-laki, tidak membuat Michel mencintai Nicole. Michel sangat menginginkan anak perempuan, tetapi yang dilahirkan Nicole adalah anak laki-laki.
Beberapa hari kemudian Michel mengajak Sri ke kamarnya untuk mengambil buku yang lain, lalu dikunci pintu kamarnya. Ia meletakkan kuncinya, lalu ia menatap Sri, memeluknya, dan menciumnya. Sri tidak menolak dengan sikap Michel, lalu mereka bercintaan. Setibanya di Marseille Sri merasa sedih karena harus berpisah dengan Michel dan menemui suaminya Charles. Pertengahan musim gugur Sri kembali ke Kobe. Walaupun begitu Michel beberapa kali mengirimkan Sri surat, sampai pada surat ketiga ia mengatakan akan berlabuh di Kobe.
Sri lalu menemuinya secara diam-diam. Saat itu Michel menanyakan apakah Sri ingin menjadi istrinya, namun Sri hanya diam. Hubungan Sri dan Charles semakin tidak baik. Sri semakin sering memikirnkannya dan meyakinkan diri bahwa ia mencintai Michel. Michel dan Sri saling mengirimkan kartu bergambar dan tulisan berisikan kabar mereka. Sri mengabarkan bahwa ia akan pindah ke Paris. Mendengar hal itu Michel berusaha meminta tugas darat di Paris agar bisa sering bertemu dengan Sri.
KUTIPAN YANG PALING MENARIK :
Suaranya yang parau di sela-sela isakannya.
Berbicara melalui cat.
Berbudi manis.
Badannya mengerut dan wajahnya bersinar.
Tolonglah sedikit, jangan hanya melotot melihat dengan matamu yang terlalu besar itu.
Perempuan adalah wakil dari kehalusan, kesucian dan keindahan.
Kebaruan itu lebih-lebih merupakan kekosongan.
Aku melihat keluar seperti hendak menghindari suatu dinding yang melapis di depan mataku.
Mengecap hidup berpandu.
Aku mulai mempunyai semacam ikatan perasaan yang jernih dengan setiap daun yang tumbuh, setiap akar anggrek yang menelusup sabutnya, setiap ikan emas yang bergerak mengkibas-kibaskan ekor yang megah itu.
Aku berbicara pada isi kebun itu sperti kepada sahabat-sahabat yang baik.
Pengambil inspirasi dan bergerak dengan ketenangan yang kentara.
Kau akan tidur sendirian di hotel, kawan-kawanmu awak pesawat di kamar sebelahmu, coba bayangkan, pada suatu malam kau mau keluar, atau pulang terlalu malam dari dansa-dansa di kota tempatmu singgah, bisa saja seorang dari mereka turut masuk ke dalam kamarmu.
Tidak usah sebagai pramugari kalau memang aku mau seorang laki-laki masuk ke dalam kamarku, aku tentu akan memasukkannya.
Pramugari adalah pekerjaan yang membutuhkan kekuatan rohani dan jasmani sepenuhnya.
Di rumah-rumah berpetak seperti penyewa-penyewa yang tidak berhak berbuat semuannya.
Perlahan aku berjalan mendapatkannya.
Jauh di bawah tercurah aliran air yang tipis memutih menghilang di sela-sela semak yang padat. Di sana-sini terdapat permainan warna yang kaya, kami terdiam memandanginya. Gunung merbabu tidak kelihatan dengan jelas oleh langit yang penuh gumpalan mega.
Berhasil atau gagalnya seseorang tergantung kepada kekuatan masing-masing.
Suatu perasaan kekerasan dan kekenalan akan sesuatu yang melingkungiku.
Aku ditumbuhkan di tengah-tengah timbunan warna dan cat yang berbau tajam, kain lukisan dan kuas menyapu papan yang melekat. Kemudian kakak yang paling dekat di hatiku menyuap pandangku sedari bayi dengan gambaran-gambaran yang dibentuknya.
Cinta tumbuh dari kebiasaan.
Aku merasa hari itu bahwa perhatian orang ditumpahkan kepadaku, dengan susah payah aku mencari sebab –sebabnya. Kasihankah orang kepadaku? Mengapa? Aku anak bungsu yang kini menjadi piatu? Ataukah karena aku pernah sakit? Karena aku pernah dirawat di rumah peristirahatan oleh penyakit yang di cap oleh masyarakat sebagai penyakit yang tidak tersembuhkan?
Hatiku serasa kecut.
Apakah arti bersinggungan dengan jenis lain kalau tidak disertai rasa birahi atua cinta.
Aku hanya bisa menari, dan aku ingin menari sampai tenagaku mengizinkan.
Ada duri yang tertancap dalam hatiku.
Tidakkah kau pernah mengalami perasaan seperti itu? Kau raba sendiri bibirmu dikegelapan dengan bayangan seorang seolah-olah itu bibir kekasihmu yang menyentuh bibirmu! Bahwa itu adalah jari-jari orang lain yang meraba wajahmu.
Hingga kini ada seorang gadis dalam hidupku. Bapaknya orang terkaya di pontianak. Setelah empat kali ku cium, dia berkata bahwa dia telah bertunangan dengan laki-laki pilihan bapaknya. Sejak itu aku hanya jatuh cinta saja, karena jatuh cinta adalah hal yang sering terjadi, sedangkan mencinta hanya terjadi satu kali.
Diam dan melipat kepalaku sedalam mungkin seperti seperti seekor burung unta yang bodoh.
Dahan-dahannya rindang subur berjuluran seperti tangan-tangan yang melindungi isi kebun dari sentuhan langit.
Pada waktu mengucapkan pidato, suaranya yang terkenal menerobos sampai ke pelosok kebun yang kelam.
Matanya langsung menusuk pandangku.
Dia memandangiku dengan mata yang mengatakan kelembutannya, bicaranya renyah serta menginsafkan akan perasaannya terhadapku.
Ku hitung sudah lebih dari empat orang yang menciumku, sri. Tapi selama itu aku tidak pernah merasakan tekanan kehendak yang merangsang sampai kekepala.
Bagiku cinta adalah kehadiran.
Suara pegunungan bergumam menyatu dengan gericik air sungai yang kelihatan dari tempat kami seperti seulas lidi.
Aku seperti tertampar oleh kilatan apai yang memedihkan.
Apalah arti peresmian itu kalau memang hati kami telah menyatu.
Apakah yang mesti kami tungggu untuk saling melumat satu dengan lainnya, memasabodohkan hukum yang hanya dibikin oleh manusia abad-abad terakhir.
Tubuh lemas tertampar oleh hawa yang sesak.
Kurindukan kepada dirinya tiba-tiba amat meletihkan.
Mulutku serasa tertutup pandanganku beralih dari kepala bagian siaran kepada orang itu kesungguhan pengucapan yang tertera dikedua wajah itu begitu mengerikan, mata keduanya menatapku dengan lemah dan sayu, menjanjikan rasa simpati yang tak berkeputusan. Bibirku ku rapatkan untuk menguatkan diri. Aku merasa seolah-olah sebilah pisau yang tajam ditusukkan orang ke jantungku, perlahan, perlahan sekali tapi langsung dan pedih. Tubuhku serasa lungkai, garis-garis kayu meja didepanku semakin lama semakin kabur, akhirnya mneghiang. Aku berjalan seperti didorong keluar dari tempat itu.
Wajah seorang anak perempuan adalah wajah tempat berlabuh teduh dan temaram.
Kami telah bersatu tetapi kami akan menyatukan diri lagi tanpa memilih waktu dan tempat karena masyarakat telah mempunyai undang-undang peradabannya yang dinamakan perkawinan.
Begitu dalam perasaan ini ku tanamkan dihatiku, sehingga ketika peti jenazah ditimbuni tanah, segumpal demi segumpal aku merasa seolah sesuatu lepas dari diriku, seolah sebagian dari hhidupku turut terkkubur bersamannya.
Aku tentunya telah berteriak setinggi langgit.
Daun-daun dan cabang pohon menutupi langit dari sinar matahari.
Jawab itu seperti sebuah perhiasan yang diletuskan orang ditelingaku.
Kau bisa meminta perjanjian perkawinan yang paling mahal, aku akan memberikannya.
Orang-orang barat kebanyakan tidak berkeberatan akan masih suci tidaknya seorang perempuan yang menarik hatinya yang akan dikawinnya.
Cinta seorang suami amat tergantung kepada kesanggupan istrinya memasak.
Dadaku mengucup oleh berbagai kata yang ingin ku katakana.
Aku sadar akan kehilanganku, pemuda-pemuda di Negriku menganggap seorang wanita yang telah kehilangan kesucian nya sebagai sesuatu yang rendah.
Pikirang orang disurat sama sekali tidak bisa ditandai sebagai cermin watak.
Aku lebih biasa dikatakan kawin dengan alasan daripada kawin dengan hati.
Aku menerimannya beberapa kali menyatu dengan diriku, tetapi kehendak telah meninggalkan rasa-rasaku aku menjadi pasip.
Seorang istri adalah bayangan suaminya.
Suami adalah raja dan wakil tuhan yang harus dianut dan diikuti segala p[erintahnya.
Seperti binatang, mereka bergerak mengitari betina-betina yang kelihatan tidak berdaya.
Dari ciuman dan cara laki-laki memegang seseorang dalam pelukannya, aku bisa menentukan bagaimana dia memperlakukan pasangannya ditempat tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar