Sepeti orang bodoh ..
aku masih terduduk di depan pintu
menunggu mu sambil tak bosan memandangi arloji di tanganku,
matahari pergi sambil terengah menertawakanku
Dedaunan yang jatuh , perih memberi iba
sampai akhirnya langit menagis membawa pilu hati yang ku sembunyikan dalam langkah ceria tanpa nyawa !
rintiknya menari diatas dedaunan
tak henti ku pandangi , sekan ingin membuat aku lupa tentang dimensi itu
ilustrasi mu semakin pekat
ku izinkan mereka membawanya enyah dari ingatan
namun ... dia tetap disini
bersama derasnya hujan di sudut mata ku
disisi lain ku kau tertawa terbahak melihat ku menjerit sakit
waktu memang tak pernah mau menunggu
sedang aku masih berkecimpung dalam ragumu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar