Tuhan ...
rasanya remuk redam semua penantian ku
terkadang dan seringkali kata melangkah jauh sebelum hati menuturkan arahnya
tak ada sedu sedan ini
panorama angan yang mewujud seperti sebuah lilin di tengah gemerlap ibu kota
seperti semerbak wangi di tengah hamparan sedap malam
tuhan ...
rasanya aku ingin benar-benar berada dalam pelukmu
pergi mengembara dalam pengembaraan asing yang tak bertepi
menutup jendela kehidupan
menepis semua mimpi dalam rongga dada yang tersendak
hampir mati melebut bersama buih ombak
tuhan...
aku jera .
tuhan ...
aku.. aku... aku...
aku beku
Senin, 25 Juni 2012
Jumat, 22 Juni 2012
Dunia ragu berputar,
sejenak terhenti .....
menatapmu bagai hembusan angin , menderu debu dalam bias cahaya...
berkedip seperti mengakar,
melirik tanpa kata, bisu tanda nada...
beku dan menggumam , darahku mengental.. lalu apa beda nya dengan segelas kopi hitam ??
persis seperti sebuah dinastiyang tak pernah pasti,
hanya menanti dalam alunan detik.. sementara terjebak dalam cekikan prasasti
hingga ku biarkan nya membawamu dalam kisaran jarak
ku ingat saat malam begitu pekat dalam wajah zaman berlubur tinta
hingga ku sebut namamu dalam lantang, tapi tak ada yang mendengar
maka izinkan ku hidup untuk yang ke dua kalinya
sejenak terhenti .....
menatapmu bagai hembusan angin , menderu debu dalam bias cahaya...
berkedip seperti mengakar,
melirik tanpa kata, bisu tanda nada...
beku dan menggumam , darahku mengental.. lalu apa beda nya dengan segelas kopi hitam ??
persis seperti sebuah dinastiyang tak pernah pasti,
hanya menanti dalam alunan detik.. sementara terjebak dalam cekikan prasasti
hingga ku biarkan nya membawamu dalam kisaran jarak
ku ingat saat malam begitu pekat dalam wajah zaman berlubur tinta
hingga ku sebut namamu dalam lantang, tapi tak ada yang mendengar
maka izinkan ku hidup untuk yang ke dua kalinya
Tuhan.. sungguh aku malu
Belajarlah dari sini, tengok sejarah hari lalu mu
Dan teruslah berjalan ….
Meski terkadang jera tercipta , khusuk ku jalankan amanah Mu
Terdiam dan masih terdiam dalam iba ku pinta dari Mu
Hingga pelan-pelan beban hatiku hilang , remuk padam seketika
Purnama menggantung di langit ,
Bilah-bilah sinarnya menyelinap pada celah jiwa yang
retak ,,,,,,,
rentang.. …………
Hampir kehilangan nafas!
Menjadi sebuah bingkai perak nan megah ,
kian rapi berbaris membungkus perisai tanpa kata
Lalu ku peluk kalam – kalam mu seperti jemari lentik ibu membelai rambut tipis ku
Di iringi kidung-kidung cinta dan kasih sayang yang tak berlimit
Dalam hitungan ,
helaan nafas yang tersendak !
tapi masih bergulir oksigen ini menggunung megah menjadi figura dalam setiap sujud
Teruntai sepi , mengalun semu ….
Mengalir dalam damai , terbingkai dalam suka
Khusuk ku angkat ke dua tangan ku ,
hingga menetaslah semua malu ku mengalir menghempas .. menutupi semua kuasa MU
Tuhan … sungguh aku malu
*ketika aku hendak bersedih, hendak mengeluh sungguh aku malu karena ketika aku mengeluh dengan keadaan yang kau anugerahkan , disana mengalir nikmat yang sungguh tiada tara yang kadang tak pernah aku sadari ke hadirannya
Dan teruslah berjalan ….
Meski terkadang jera tercipta , khusuk ku jalankan amanah Mu
Terdiam dan masih terdiam dalam iba ku pinta dari Mu
Hingga pelan-pelan beban hatiku hilang , remuk padam seketika
Purnama menggantung di langit ,
Bilah-bilah sinarnya menyelinap pada celah jiwa yang
retak ,,,,,,,
rentang.. …………
Hampir kehilangan nafas!
Menjadi sebuah bingkai perak nan megah ,
kian rapi berbaris membungkus perisai tanpa kata
Lalu ku peluk kalam – kalam mu seperti jemari lentik ibu membelai rambut tipis ku
Di iringi kidung-kidung cinta dan kasih sayang yang tak berlimit
Dalam hitungan ,
helaan nafas yang tersendak !
tapi masih bergulir oksigen ini menggunung megah menjadi figura dalam setiap sujud
Teruntai sepi , mengalun semu ….
Mengalir dalam damai , terbingkai dalam suka
Khusuk ku angkat ke dua tangan ku ,
hingga menetaslah semua malu ku mengalir menghempas .. menutupi semua kuasa MU
Tuhan … sungguh aku malu
*ketika aku hendak bersedih, hendak mengeluh sungguh aku malu karena ketika aku mengeluh dengan keadaan yang kau anugerahkan , disana mengalir nikmat yang sungguh tiada tara yang kadang tak pernah aku sadari ke hadirannya
Selasa, 12 Juni 2012
Sinopsis Novel Laskar pelangi Karya Andrea Hirata
Novel ini adalah novel kedua dari tetralogi Laskar pelangi karya Andrea Hirata. Sang Pemimpi adalah sebuah kisah kehidupan yang mempesona yang akan membuat pembacanya percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, selin itu juga memperkuat kepercayaan kepada Tuhan. Andrea berkelana menerobos sudut-sudut pemikiran di mana pembaca akan menemukan pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru. Selayaknya kenakalan remaja biasa, tetapi kemudian tanpa disadari kisah dan karakter-karakter dalam buku ini lambat laun menguasai, potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan pembaca pada rasa humor yang halus namun memiliki efek filosofis yang meresonansi.
Tiga orang pemimpi. Setelah tamat SMP, melanjutkan ke SMA Bukan Main, di sinilah perjuangan dan mimpi ketiga pemberani ini dimulai. Ikal salah satu dari anggota Laskar Pelangi dan Arai yang merupakan saudara sepupu Ikal yang sudah yatim piatu sejak SD dan tinggal di rumah Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Ayah dan Ibu Ikal, dan Jimbron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun, pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan Jimbron, malah mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat.
Arai dan Ikal begitu pintar di sekolahnya, sedangkan Jimbron, si penggemar kuda ini biasa-biasa saja. Malah menduduki rangking 78 dari 160 siswa. Sedangkan Ikal dan Arai selalu menjadi lima dan tiga besar. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susah seperti mereka tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan belajar ke Sorbonne Perancis. Mereka terpukau dengan cerita Pak Balia, kepala sekolahnya, yang selalu meyebut-nyebut indahnya kota itu. Kerja keras menjadi kuli ngambat mulai pukul dua pagi sampai jam tujuh dan dilanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan ketiga pemuda itu. Mati-matian menabung demi mewujudkan impiannya. Meskipun kalau dilogika, tabungan mereka tidak akan cukup untuk sampi ke sana. Tapi jiwa optimisme Arai tak terbantahkan.
Selesai SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan Jimbron lebih memilih untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai. Dia yakin kalau Arai dan Ikal sampai di Perancis, maka jiwa Jimbron pun akan selalu bersama mereka. Berbula-bulan terkatung-katung di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak pekerjaan tidak bersahabat ditempuh, Ikal diterima menjadi tukang sortir (tukang Pos), dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI. Dan setelah lulus, ada lowongan untuk mendapatkan biasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar.
Saat wawancara tiba, tidak disangka, profesor pengujinya begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan Ikal, meskipun hanya berlatar belakang sarjana Ekonomi yang masih bekerja sebagai tukang sortir, tulisannya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selesai, siapa yang menyangka, kejutan yang luar biasa. Arai pun ikut dalam wawancara itu. Bertahun-tahun tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam suatu forum yang begitu indah dan terhormat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah direncanaknnya bertahun-tahun. Ternyata dia kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Biologi. Tidak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat untuk menghasilkan teori baru.
Akhirnya sampai juga mereka pulang kampung ke Belitong. Ketika ada surat datang, mereka berdebar-debar membuka isinya. Pengumuman penerima Beasiswa ke Eropa. Arai begitu sedih karena dia sangat merindukan kedua orang tuanya. Arai sangat ingin membuka kabar itu bersama orang yang sangat dia rindukan. Kegelisahan dimulai. Baik Arai maupun Ikal, keduanya tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu. Setelah dibuka, hasilnya adalah Ikal diterima di Perguruan tinggi Sorbone, Prancis. Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai, inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Kedua sang pemimpi ini diterima di Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Di sinilah perjuangan dari mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan anak-anak mimpi berikutnya.
Tiga orang pemimpi. Setelah tamat SMP, melanjutkan ke SMA Bukan Main, di sinilah perjuangan dan mimpi ketiga pemberani ini dimulai. Ikal salah satu dari anggota Laskar Pelangi dan Arai yang merupakan saudara sepupu Ikal yang sudah yatim piatu sejak SD dan tinggal di rumah Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Ayah dan Ibu Ikal, dan Jimbron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun, pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan Jimbron, malah mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat.
Arai dan Ikal begitu pintar di sekolahnya, sedangkan Jimbron, si penggemar kuda ini biasa-biasa saja. Malah menduduki rangking 78 dari 160 siswa. Sedangkan Ikal dan Arai selalu menjadi lima dan tiga besar. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susah seperti mereka tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan belajar ke Sorbonne Perancis. Mereka terpukau dengan cerita Pak Balia, kepala sekolahnya, yang selalu meyebut-nyebut indahnya kota itu. Kerja keras menjadi kuli ngambat mulai pukul dua pagi sampai jam tujuh dan dilanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan ketiga pemuda itu. Mati-matian menabung demi mewujudkan impiannya. Meskipun kalau dilogika, tabungan mereka tidak akan cukup untuk sampi ke sana. Tapi jiwa optimisme Arai tak terbantahkan.
Selesai SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan Jimbron lebih memilih untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada Ikal dan Arai. Dia yakin kalau Arai dan Ikal sampai di Perancis, maka jiwa Jimbron pun akan selalu bersama mereka. Berbula-bulan terkatung-katung di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak pekerjaan tidak bersahabat ditempuh, Ikal diterima menjadi tukang sortir (tukang Pos), dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI. Dan setelah lulus, ada lowongan untuk mendapatkan biasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar.
Saat wawancara tiba, tidak disangka, profesor pengujinya begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan Ikal, meskipun hanya berlatar belakang sarjana Ekonomi yang masih bekerja sebagai tukang sortir, tulisannya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selesai, siapa yang menyangka, kejutan yang luar biasa. Arai pun ikut dalam wawancara itu. Bertahun-tahun tanpa kabar berita, akhirnya mereka berdua dipertemukan dalam suatu forum yang begitu indah dan terhormat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah direncanaknnya bertahun-tahun. Ternyata dia kuliah di Universitas Mulawarman dan mengambil jurusan Biologi. Tidak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat untuk menghasilkan teori baru.
Akhirnya sampai juga mereka pulang kampung ke Belitong. Ketika ada surat datang, mereka berdebar-debar membuka isinya. Pengumuman penerima Beasiswa ke Eropa. Arai begitu sedih karena dia sangat merindukan kedua orang tuanya. Arai sangat ingin membuka kabar itu bersama orang yang sangat dia rindukan. Kegelisahan dimulai. Baik Arai maupun Ikal, keduanya tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu. Setelah dibuka, hasilnya adalah Ikal diterima di Perguruan tinggi Sorbone, Prancis. Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai, inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Kedua sang pemimpi ini diterima di Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya. Di sinilah perjuangan dari mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan anak-anak mimpi berikutnya.
Senin, 11 Juni 2012
chicken Soup ^_^
Dalam resah rindu mengalun merdu,
mengalir ... berlarian dalam kosong jalanan hampa berselimut kabut
hitam pekat dalam balutan debu,
meratap bulir dalam sebuah nada tanpa kata,
aku tak sempat mengenal raga mu,
tapi aku tau pasti tentang setiap bisikan mu ,
bukan dimensi yang menciptakan sebuah fatamorgana
tapi khayal yang membuat dunia lepas terbahak
bukan limit langkah,
tapi pandangan dalam hujaman detik yang tak pernah mau menunggu
Seperti saat uap secangkir teh panas merayap menghiasi kaca musim dingin
telunjuk menari dalam sebuah ilustrasi hati ...
ku temukan mu dalam sebuah bingkai , dalam teropong tua..
di balik dinding kayu ,
berlumut ... tanpa selimut....
saat ku berlutut , mungkin sirna dalam bara
biarkan bayu saja yang mengantarkannya..
sampai chicken soup ini benar-benar dingin !!!
mengalir ... berlarian dalam kosong jalanan hampa berselimut kabut
hitam pekat dalam balutan debu,
meratap bulir dalam sebuah nada tanpa kata,
aku tak sempat mengenal raga mu,
tapi aku tau pasti tentang setiap bisikan mu ,
bukan dimensi yang menciptakan sebuah fatamorgana
tapi khayal yang membuat dunia lepas terbahak
bukan limit langkah,
tapi pandangan dalam hujaman detik yang tak pernah mau menunggu
Seperti saat uap secangkir teh panas merayap menghiasi kaca musim dingin
telunjuk menari dalam sebuah ilustrasi hati ...
ku temukan mu dalam sebuah bingkai , dalam teropong tua..
di balik dinding kayu ,
berlumut ... tanpa selimut....
saat ku berlutut , mungkin sirna dalam bara
biarkan bayu saja yang mengantarkannya..
sampai chicken soup ini benar-benar dingin !!!
Langganan:
Postingan (Atom)