Setetes embun berkilauan di ujung pagi
mentari menjadi melodi, melimpah ruah berarak memayungi bumi
tapi sudut jendela ku basah,
terpatri peri dalam bakutan bunga mawar putih yang enggan mewangi
dalam sudut rinai hujan ditertawakan burung-burung gereja yang bernyayian
aku terpaku
dua dimensi yang akrab kulalui kini mengundang sejuta harmoni
lirih rasa bersemayam dalam rongga
denyut nadi berlari kencang
kulihat mukamu layu
pucat bak rembulan kesiangan
kucoba menghempas aroma nafasmu
ternyata kau adalah hidupku !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar