Meski terkadang jera tercipta , khusuk ku jalankan amanah Mu
Terdiam dan masih terdiam dalam iba ku pinta dari Mu
Hingga pelan-pelan beban hatiku hilang , remuk padam seketika
Purnama menggantung di langit ,
Bilah-bilah sinarnya menyelinap pada celah jiwa yang
retak ,,,,,,,
rentang.. …………
Hampir kehilangan nafas!
Menjadi sebuah bingkai perak nan megah ,
kian rapi berbaris membungkus perisai tanpa kata
Lalu ku peluk kalam – kalam mu seperti jemari lentik ibu membelai rambut tipis ku
Di iringi kidung-kidung cinta dan kasih sayang yang tak berlimit
Dalam hitungan ,
helaan nafas yang tersendak
tapi masih bergulir oksigen ini menggunung megah menjadi figura dalam setiap sujud
Teruntai sepi , mengalun semu ….
Mengalir dalam damai , terbingkai dalam suka
Khusuk ku angkat ke dua tangan ku ,
hingga menetaslah semua malu ku mengalir menghempas
*ketika aku hendak bersedih, hendak mengeluh sungguh aku malu karena ketika aku mengeluh dengan keadaan yang kau anugerahkan , disana mengalir nikmat yang sungguh tiada tara yang kadang tak pernah aku sadari ke hadirannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar