Sabtu, 16 Maret 2013

Sinopsis Novel Always, Laila (hanya cinta yang bisa) Karya Andi Eriawan

Novel ini adalah salah satu novel favorite saya, memang sudah lama terbit yaitu sekitar tahun 2004 namun bisa di pastikan semua pembaca gakan pernah bosen nangis bombay baca buku ini ahahaha karena bahasa yang disampaikan di novel ini cukup sederhana tapi penuh makna. Bukan hanya sekedar tentang novel cinta biasa ala abg labil, tapi novel ini memberikan banyak pelajaran tentang cara menjaga cinta, menumbuhkan cinta, dan juga berkorban demi cinta.

Tokoh utama dalam novel ini adalah seorang gadis manis berambut panjang yang bernama Laila, mempunyai kekasih bernama Phrameswara. Mereka bertemu ketika masih sama-sama sekolah di SMUN 5 Bandung, sebuah pertemuan yang singkat. Tapi sejak pertama kali melihat Laila, Pram sudah tahu bahwa Laila adalah separuh dari hidupnya Mereka adalah pasangan yang harmonis dan juga kocak, hubungan indah yang terjalin sejak SMA itu pun terus berlanjut hingga mereka kuliah. Pram yang mengambil jurusan Arsitek dan Laila mengambil jurusan Teknik Penerbangan di ITB. Mereka sempat LDR ketika Laila harus kerja prakek di Malaysia. Pada bagian ini adalah awal konflik mereka di mulai, Laila harus berhubungan lagi dengan Bubung, sahabatnya ketika SMP yang ternyata diam-diam mencintai Laila dari dulu. Dan pada bagian ini juga, Pram akan menunjukkan pengorbanannya ke Laila dimana dia akhirnya nekat pergi ke Malaysia hanya untuk menemui sang pujaan hati.

Ketika selesai kuliah, Pram pun mendirikan sebuah cafe yang diberi nama Laila’s cafe. Cafe yang menjadi saksi terakhir bahagianya kisah cinta Laila dan Pram. Ketika hubungan mereka sudah berjalan 7 tahun, Pram akhirnya melamar Laila di Laila’s Cafe. Cafe romantis itu pun menjadi saksi pengikraran cinta mereka, Pram dan Laila benar-benar bahagia. Beberapa hari setelah itu, ketika Laila hendak pergi bersama Pram, mendadak perutnya kembali kambuh. Seperti biasa, Laila selalu merasa kesakitan ketika dia sedang datang bulan, tapi pada malam itu adalah puncak dari segala sakit yang pernah dia rasakan. Laila pingsan, dan dia pun sempat dirawat di rumah sakit selama 1 minggu. Ketika Laila sembuh, Pram dan Laila berencana untuk mengutarakan tentang lamaran tersebut kepada orang tua Laila. Tapi sebelum Pram datang melamar secara resmi, Laila dikejutkan oleh sebuah kenyataan pahit yang langsung menghancurkan semua mimpi indahnya bersama Pram. Dengan sangat pelan, orang tua Laila memberitahu bahwa dia menderita Carsinova Ovarium. Dokter mendeteksi adanya kista yang telah menjadi kanker di kedua indung telur Laila, mendekati stadium lanjut dan harus segera diangkat. Kenyataan yang sangat menyakitkan buat Laila, diusianya yang baru 24 tahun, dia harus merelakan kedua indung telurnya diangkat supaya dia bisa tetap hidup. Dan itu artinya, dia tidak akan pernah bisa hamil.

Bagaimana dengan Pram?? Pram sama sekali tidak tahu apa-apa, baik Laila maupun keluarga Laila tidak ada yang memberitahu tentang penyakit Laila. Dan karena alasan itulah, akhirnya Laila memutuskan Pram secara sepihak. Bagian ini benar-benar seru, saya pun susah untuk menjabarkan lewat kata bagaimana tersiksa dan sakitnya ketika Laila harus melepaskan Pram untuk mencari pengganti dirinya yang lebih sempurna. Pram tidak bisa menerima begitu saja, tapi Laila terus menutup diri dan sama sekali tidak pernah memberikan kesempatan kepada Pram untuk menemui dirinya. Bukan hanya Laila, Pram pun sangat terpukul dengan keputusan Laila. Lamaran yang diajukannya dulu sudah diterima oleh Laila, tapi mendadak dibatalkan begitu saja tanpa alasan yang jelas. Berbulan-bulan Pram sangat terpukul, bahkan cafenya pun tak lagi di urusnya. Hingga akhirnya tepat 5 bulan ketika Laila memutuskan hubungan mereka, disaat Laila berulang tahun, Pram memberikan sebuah surat kepada Laila melalui jasa pos dan juga sebuah jam tangan Guess sebagai kadonya. Saya akan memberikan sedikit bocoran tentang surat yang ditulis Pram untuk Laila, saya ambil bagian akhirnya saja ya.

Laila sayang,

Aku tidak akan lagi bertanya-tanya tentang kabar atau pun alasan perpisahan kita. Aku lelah dan terluka. Apa yang pernah dan belum kita miliki telah aku anggap mati. Dan ternyata kamu keliru. Karena hingga malam ini, aku masih tidak mengerti.

Selamat ulang tahun…

~Pram~

Dan dari surat Pram inilah, Laila akhirnya sadar bahwa dia seharusnya tidak menyiksa Pram seperti ini. Dia kumpulkan lagi keberanian, untuk mengatakan terus terang apa yang sebenarnya terjadi. Tapi ketika Laila mencari Pram, Pram sudah pindah ke Jogja untuk memulai hidup barunya disana. Laila tidak menyerah, dia pun menyusul cintanya ke Jogja. Tapi ternyata belum sempat Pram melihat kedatangan Laila, Pram sudah terlebih dahulu meninggal akibat kecelakaan di tempat kerjanya. Sad ending?? Memang. Dan jujur saya pun kurang suka, tapi mungkin disinilah letak pesan yang disampaikan oleh penulisnya. imajinasi disini bikin pembaca nangis bombay


Dan sebagai persembahan terakhir, saya akan memberikan sebuah nasehat yang disampaikan oleh bundanya Pram ketika akan melepas Pram pergi ke Jogja. Saya suka dengan nasehat ini, karena saya juga percaya bahwa kita tidak akan pernah bisa melupakan orang yang sudah pernah hadir di hati kita.

“Kalau kamu sangat mencintai Laila dan merasa bahagia saat bersamanya, jangan pernah melupakan dia, Pram. Biarlah kenangan-kenangan indah di antara kalian tetap tersimpan. Luka di hati tidak akan pernah sembuh hanya dengan berusaha melupakannya. Asalkan kamu bisa berdamai dengan hatimu, kamu akan temukan jawaban dari semua ini.”